Saya tiba-tiba lupa kalau bicara masalah usia. Sejak pacaran, pikiran saya sering dicuci-otak oleh suami saya, bahwa usia saya selamanya dua puluh lima tahun. Dengan semangat, saya pun mengamini dan mengimaninya. Meski pada kenyataannya usia saya memang tak bertambah muda.


Semakin bertambahnya tahun, tubuh dan semangat seringkali tak lagi berjalan beriringan. Tubuh semakin susah diajak berlelah-lelah, namun semangat masih begitu membara untuk meraih mimpi-mimpi yang belum terwujud.

Iya. Di usia saya sekarang, rasanya masih banyak pencapaian yang belum saya raih. Bukan berarti tidak mensyukuri apa yang ada di depan mata saya saat ini. Tapi rasanya saya telah banyak membuang waktu yang seharusnya bisa saya gunakan untuk meraih mimpi-mimpi saya.

Menjadi Entrepreneur

Sejak kuliah, saya memiliki kerinduan yang sangat besar untuk berwiraswasta. Yah, boleh dibilang, menjadi entrepreneur adalah salah satu mimpi terbesar saya.

Saya begitu rindu untuk menjadi mandiri secara finansial. Mandiri secara finansial bukan hanya berarti mampu berdiri tegak untuk menopang kehidupan diri sendiri, namun juga menjadi lebih kuat untuk menopang kehidupan sesama dengan usaha yang saya rintis. Motivasi terbesarnya bukan semata-mata karena materi, tapi tentang bagaimana menjadi orang yang bermanfaat bagi sekeliling saya.

Sejauh ini, impian saya di masa sekolah sudah terwujud, meski masih dalam tahap merintis. Bersyukur sekali ketika mendapati diri saya akhirnya mampu membuka usaha sendiri di bidang souvenir pernikahan. Memang masih panjang sekali prosesnya untuk menuju titik sesuai ekspektasi saya. Tapi paling tidak saya sudah memulainya, meski sedikit terlambat.

Sejahtera di Masa Tua

Kata orang, uang bukan segala-galanya, tapi segala-galanya perlu uang. Lingkungan sangat berpengaruh atas pola pikir dan cara saya menyikapi masalah keuangan. Saya dipaksa memutar otak agar bisa sejahtera di masa tua.

Itulah mimpi saya berikutnya, yaitu hidup sejahtera di masa tua.

Hidup sejahtera tak selalu berarti hidup bergelimang harta, paling tidak, secara finansial saya masih bisa menghidupi diri sendiri, meski usia sudah tak lagi produktif. Minimal kualitas kehidupan tidak menurun ketika saya memasuki usia senja.

Lalu bagaimana caranya?

Bekerja keras dan bekerja cerdas bukan satu-satunya kunci menuju kesejahteraan hidup. Saya juga harus membekali diri dengan kecerdasan dalam mengatur keuangan. Misalnya adalah menentukan investasi terbaik dan tepat sesuai karakter saya.

Saat ini cukup banyak pilihan investasi yang ditawarkan oleh lembaga keuangan di negara ini. Salah satunya adalah Unit Link. Bisa dikatakan bahwa Unit Link merupakan paket komplit, karena tidak hanya memberikan tawaran proteksi diri berupa asuransi jiwa, namun juga ada komponen lain di dalam Unit Link yang berfungsi sebagai sarana investasi.

Kondisi kehidupan yang sulit diprediksi, sudah seharusnya membuat saya lebih preventif dalam bersikap terhadap keuangan pribadi. Nah, bagi saya, itulah salah satu manfaat dari asuransi. Dengan asuransi, cukup membantu saya memproteksi diri dan keluarga dari kemungkinan buruk yang bisa terjadi kapan saja, di samping opsi penyimpanan dana dalam rupa tabungan.

Kapan waktu yang tepat untuk memulai menata keuangan?

Tidak salah lagi. Do it now before fourty. Sangat disarankan ketika usia masih produktif untuk segera mendisiplinkan diri menyisihkan sebagian dana yang kita miliki untuk memulai berbisnis dan berinvestasi. Kisah inspiratif yang saya temukan di sini lah yang menyemangati saya untuk terus maju dan berkarya.