Tahun yang luar biasa. Tahun pertama bagi saya dalam menjalani kehidupan setelah pernikahan. Tahun yang sama dimana saya harus kehilangan Ayah saya, beberapa bulan setelah hari pernikahan saya. Begitu Bapa menyediakan waktu yang super tepat untuk hari pernikahan saya.

Bagaimana jika saat itu saya bertele-tele dalam mengambil keputusan? Bagaimana jika waktu itu saya tiba-tiba ragu dan membatalkan semua rencana pernikahan saya? Bukankah bisa saja saya menikah tanpa didampingi oleh kedua orang tua saya? Atau malah tidak menikah sama sekali? Hahahaha..

Ah..apapun itu, saya percaya semua hanya terjadi atas campur tangan Bapa.

Penyertaan Tuhan begitu sempurna bagi kehidupan saya dan Suami selama tahun 2017. Diawal tahun 2017 kekhawatiran saya atas rumah tinggal begitu besar, karena tahun itu juga adalah tahun pertama saya lulus dari status anak kost dan berganti status menjadi kontraktor, manusia nomaden yang berpindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain. Saya tahu, tidak semudah yang saya bayangkan, dimana setahun sebelumnya saya dan Suami memutuskan resign berjamaah dari kantor yang sama #duhdek. Iya. Kami memang semacam cinlok, cinta lokalisasi..engg..no no..cinta lokasi. Yang artinya, penghasilan kami sangat tidak stabil dimasa awal kami menikah akibat resign berjamaah tersebut. Dan pastinya tidak stabil juga untuk makan, membayar listrik, nonton, tamasya dan tentunya untuk membayar kontrakan (sekarang bisa nulis sambil ketawa, kemarin beneran nangis-nangis). Dan memang benar adanya, betapa Tuhan tidak meninggalkan kami sedetik pun. Seujung kuku pun kami tidak dibiarkan kekurangan, mati kelaparan, terlunta-lunta atau hanya sekedar berlarut-larut dalam kekhawatiran yang berdampak besar pada hubungan kami. Rumah kontrakan yang baru, Tuhan sediakan tepat waktu, baik waktu untuk dealingnya maupun waktu penyediaan dananya. Meski Tuhan sediakan dana dengan cara yang wagu. Terlambat sedikit saja, bisa dipastikan kami akan merasakan badai cempaka dibawah atap rumah dengan kondisi bocor hampir 100%. Kami akan merasakan sensasi air terjun Niagara di dalam rumah selama beberapa waktu. Tapi tenang saja, Tuhan tidak setega dan sebercanda itu. Puji Tuhan, kondisi rumah yang kami tinggali sekarang, lebih baik dari yang kemarin. Sehingga kami bisa lebih bahagia dan produktif. Apalagi kalau rumah ini benar-benar menjadi milik kami *kedip-kedipin Bapa*.

Rasanya, saat itu Bapa memang sedang menguji iman kami. Kami harus memaksa diri untuk tetap satu hati-satu frekuensi, berjalan beriringan untuk meminimalkan konflik. Karena ketika saya dan Suami berkonflik, jelas produktivitas kami akan menurun, dan energi yang seharusnya bisa kami gunakan untuk hal positif dan produktif akan habis terkuras untuk berdebat dan meluapkan emosi. Yah meskipun marah adalah salah satu cara berkomunikasi, kata Suami saya. Bisa dibayangkan kan lelahnya seperti apa? Sudah miskin, tidak damai sejahtera pula karena sering berselisih paham. Hahaha.

Solusi demi solusi kami temukan. Belas kasih-Nya yang begitu besar dan tumpe-tumpe sangat kami rasakan. GILA!!! Saya benar-benar tidak percaya. Saya tidak percaya saat Tuhan pakai NOM luar biasa. Saya tidak pernah menyangka bahwa NOM mampu membiayai kehidupan kami tahun 2017. Betapa tersanjungnya saya saat Tuhan ijinkan NOM untuk menjadi berkat bagi sekeliling kami. Kami begitu merasakan, Tuhan ikut turun tangan untuk urusan pemasaran, pembiayaan, proses produksi hingga pengiriman pesanan ke tangan konsumen. Bahkan ketika diawal tahun saya mentargetkan omset X rupiah, ternyata Tuhan beri saya bonus 100%. Dan saya hanya bisa melongo. Percayalah, itu semua bukan perbuatan saya. Semua karena belas kasih Tuhan. Saya sadar kalau saya tidak akan mampu mengerjakan semuanya sendiri. Saya tidak sehebat itu.

Tidak henti saya mengucapsyukur. Saya berkali-kali menyampaikan kepada Suami saya, bahwa saya itu “manuk emprit”nya Tuhan. Setiap hari saya “dilolohi makanan” oleh Tuhan agar bisa bertahan hidup. Pastinya Tuhan tidak ingin saya hidup bukan sekedar hidup, tapi kehidupan saya bisa menghidupi dan menghidupkan sekeliling saya.

Yang pasti saya tidak tahu apa yang akan terjadi tahun depan. Beberapa tulisan menyampaikan bahwa tahun depan adalah tahun yang berat. Tapi saya tidak mau ambil pusing, saya tetap memasang target lebih tinggi dari kemarin dan meniupkannya melalui doa-doa agar Tuhan berkenan atas kerinduan hati saya yang belum tercapai ditahun yang lalu. Ah, jangankan tahun depan, lima menit setelah saya menyelesaikan tulisan ini pun saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi satu hal yang bisa saya pastikan adalah penyertaan Tuhan tidak berhenti sampai tahun 2017 berakhir.

Hari, bulan, tahun boleh berubah, tapi Yesus yang menolong dan mengasihi kami tidak pernah berubah selama-lamanya.

Selamat memasuki tahun yang baru. Selamat mengisi bejanamu yang baru dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat, bejana dengan kapasitas lebih besar dari yang kemarin, agar semakin banyak berkat yang diterima dan dibagikan untuk sekelilingmu.

Tetaplah berkarya. Tetaplah bercahaya. Tetaplah setia. Tetaplah percaya. Terus andalkan Tuhan dalam segala hal. Dan terus rasakan dan nikmati setiap surprise dan sensasi pertolongan dari Tuhan.

Tuhan Yesus super baik. Dia terlalu baik bagi Anda dan saya.

Tuhan memberkati kita semua,
NOM

-1 Januari 2018-